Mukjizat 6 menit
“What A Game !! What A Match !! What A Day !! Australia - 3, Japan – 1.”
Begitu komentator TV menutup pertandingan semalam antara Australia melawan Jepang.
Pada pertandingan perdana… Inggris tampil membosankan. Belanda tampil mengecewakan. Jerman tampil penuh kerapuhan. Tapi Australia, malam tadi, menyajikan sebuah drama yang mengesankan. Australia membuat mukjizat dalam 6 menit. Mereka mengubah lesu jadi tawa, mengubah muram jadi senyum. Pada malam itu, even the referee was smiling ..
Konsistensi, Persistensi, dan Spirit yang tidak padam ditunjukkan oleh para pemain Australia. Waktu 32 tahun adalah penantian panjang bagi mereka untuk tampil di Piala Dunia. Jangan sampai impian itu harus cemar gara-gara 1 gol dari Jepang. Jepang unggul lebih dulu di menit ke 26, dan memimpin sampai menit ke 84. Australia mati-matian menembus gawang Jepang yang dijaga ketat. Sungguh membuat Frustrasi.
Tapi disinilah kegeniusan Guus Hidink diuji. Dalam situasi krisis, kita dituntut untuk berpikir cepat, bahkan harus nyeleneh, kalau perlu berpikir keluar dari kotak (thinking out of the box).
Apa yang ia lakukan? Sebuah hal yang absurd dan penuh risiko. Ia menarik pemain belakang/pertahanannya dan menggantinya dengan penyerang. Cahill dan Alaiso, penyerang/tengah, masuk. Lini belakang dibiarkan agak kosong. Sungguh sebuah risiko yang agak nekat. Perhitungan Hiddink tak salah. Menit ke 82, 6 menit sebelum pertandingan usai, Cahill menjebol gawang Jepang. Delapan menit selanjutnya, Cahill dan Alaiso berturut2 membobol gawang Jepang. Jepang terhenyak. Jepang tertunduk. Dan Jepangpun lesu. Keunggulan mereka raib dalam 6 menit....
Ini mengingatkan kita pada pertandingan piala Champion tahun 1999 antara MU dan Bayern Munchen. Dalam waktu 112 detik, kemenangan Bayern sirna oleh dua gol MU.
Moral of the game, Pertama, konsisten pada pekerjaan akan membuahkan hasil yang diharapkan. Kedua, kita kadang dihadapkan pada pilihan yang berisiko. Tetapi hanya mereka yang berani berisiko akan meraih kemenangan. Guus Hidink salah satunya. Keberanian berisiko adalah tanda bahwa anda bertekad menentang kekalahan, seandainya kekalahan itu dijatahkan kepada anda sebagai nasib. Ketiga, kunci sukses Australia terletak pada tekad pemain untuk tidak menyerah, apapun kondisi yang menimpa mereka. Tekan itulah yang dinamakan spirit. Taktik dan teknik memang perlu, tetapi yang menentukan kemenangan kami adalah spirirt yang berkehendak untuk menang.
Begitu komentator TV menutup pertandingan semalam antara Australia melawan Jepang.
Pada pertandingan perdana… Inggris tampil membosankan. Belanda tampil mengecewakan. Jerman tampil penuh kerapuhan. Tapi Australia, malam tadi, menyajikan sebuah drama yang mengesankan. Australia membuat mukjizat dalam 6 menit. Mereka mengubah lesu jadi tawa, mengubah muram jadi senyum. Pada malam itu, even the referee was smiling ..
Konsistensi, Persistensi, dan Spirit yang tidak padam ditunjukkan oleh para pemain Australia. Waktu 32 tahun adalah penantian panjang bagi mereka untuk tampil di Piala Dunia. Jangan sampai impian itu harus cemar gara-gara 1 gol dari Jepang. Jepang unggul lebih dulu di menit ke 26, dan memimpin sampai menit ke 84. Australia mati-matian menembus gawang Jepang yang dijaga ketat. Sungguh membuat Frustrasi.
Tapi disinilah kegeniusan Guus Hidink diuji. Dalam situasi krisis, kita dituntut untuk berpikir cepat, bahkan harus nyeleneh, kalau perlu berpikir keluar dari kotak (thinking out of the box).
Apa yang ia lakukan? Sebuah hal yang absurd dan penuh risiko. Ia menarik pemain belakang/pertahanannya dan menggantinya dengan penyerang. Cahill dan Alaiso, penyerang/tengah, masuk. Lini belakang dibiarkan agak kosong. Sungguh sebuah risiko yang agak nekat. Perhitungan Hiddink tak salah. Menit ke 82, 6 menit sebelum pertandingan usai, Cahill menjebol gawang Jepang. Delapan menit selanjutnya, Cahill dan Alaiso berturut2 membobol gawang Jepang. Jepang terhenyak. Jepang tertunduk. Dan Jepangpun lesu. Keunggulan mereka raib dalam 6 menit....
Ini mengingatkan kita pada pertandingan piala Champion tahun 1999 antara MU dan Bayern Munchen. Dalam waktu 112 detik, kemenangan Bayern sirna oleh dua gol MU.
Moral of the game, Pertama, konsisten pada pekerjaan akan membuahkan hasil yang diharapkan. Kedua, kita kadang dihadapkan pada pilihan yang berisiko. Tetapi hanya mereka yang berani berisiko akan meraih kemenangan. Guus Hidink salah satunya. Keberanian berisiko adalah tanda bahwa anda bertekad menentang kekalahan, seandainya kekalahan itu dijatahkan kepada anda sebagai nasib. Ketiga, kunci sukses Australia terletak pada tekad pemain untuk tidak menyerah, apapun kondisi yang menimpa mereka. Tekan itulah yang dinamakan spirit. Taktik dan teknik memang perlu, tetapi yang menentukan kemenangan kami adalah spirirt yang berkehendak untuk menang.