Football is Life

Wednesday, May 17, 2006

We're Staying Up

Buat pecinta drama sepakbola, ada dua momen penting yang harus disaksikan pada pertandingan-pertandingan akhir sebuah musim kompetisi. Pertama, pertarungan di papan atas. Di sana akan terpilih empat klub terbaik yang akan merebut tiket ke piala champion. Kedua, pertarungan di papan bawah. Tiga klub terbawah dari sebuah liga, otomatis akan lengser (relegated) ke divisi I. Bagi sebuah klub bola, ini adalah aib yang sangat memilukan. Tak ada yang bisa menjamin sampai kapan kita bisa keluar dari lubang divisi I, bisa setahun, bisa seumur hidup. Dan itu adalah hal yang paling menyedihkan terjadi dalam hidupmu. Oleh karenanya, pertandingan-pertandingan akhir untuk keluar dari posisi tiga terbawah, biasanya sangat menentukan dan penuh drama.

Salah satu pertandingan menarik untuk keluar dari posisi tiga terbawah di liga Inggris terjadi pada minggu ke 36 pertandingan. Di sana ada drama, teriakan, jeritan, tangis, pilu, dan air mata. Portsmouth vs Sunderland, 22 April 2006, Fratton Park, Portsmouth. Hari itu adalah hari yang penuh drama bagi para penggemar Portsmouth. Saya menyaksikan drama itu dengan haru dan tegang. Matthew Taylor dari Portsmouth mencetak penalti dramatis yang membuat para fans menahan nafas. Gol ini merupakan a giant step untuk mengamankan posisi Portsmouth menjauhi zona degradasi, meninggalkan West Brom, Birmingham, dan Sunderland. Meski sudah pasti relegasi, Sunderland main mati-matian malam itu. It's a matter of pride kata mereka. Ketegangan dan ketakutan bagi fans Portsmouth muncul ketika Tommy Miller membobol gawang Portsmouth. Untunglah Svetoslav Todorov and Taylor mampu membalikkan keadaan. Drama yang menegangkan tapi menarik. "We're staying up... we're staying up!!" teriak para penonton. Jeritan, tangis, dan air mata membasahi stadion Fratton Park, Portsmouth. Pelajaran bagi kita untuk jangan pernah menyerah sampai akhir. Dan malam itu adalah "The Great Escape" bagi para penggemar Portsmouth. Great Escape from Relegation.....